Teknologi seperti halnya memang membantu manusia menjalankan segala
aktivitasnya di kehidupan sehari-hari. Kini, teknologi berkembang
semakin pesat.
Kemajuan
teknologi menciptakan
pola pasar yang tersegmentasi, mulai dari perangkat keras hingga lunak,
semua punya porsinya. Teknologi dengan demikian menjadi 'alat' yang
menyediakan solusi dengan upaya minim, pekerjaan konvensional manusia
pun perlahan dipermudah.
Menurut Chris Stephenson, Head of Strategy and Planning PHD Asia
Pacific, kemudahan yang ditawarkan teknologi--apalagi yang berbasis
kecerdasan buatan--ternyata bisa memicu penggunanya kecanduan. Secara
psikologis, ia menjelaskan teknologi bisa memberikan dampak yang
'menghubungkan' dan memperkuat penggunanya.
"Mereka akan puas ketika pekerjaan dibantu dengan teknologi. Kepuasan
ini ternyata membuat manusia bisa kecanduan. Dengan begitu, teknologi
akan semakin sering digunakan. Bahkan, menurut riset kami 40 persen
pengguna mengaku kecanduan dengan teknologi ini dalam lingkup besar,
seperti smartphone, internet, dan laptop. Pertanyaannya, apakah ini baik?" kata Chris di gelaran AdAsia 2017, Kamis (9/11/2017).
Jawabannya adalah tergantung pada masing-masing pengguna. Semakin
besar peran teknologi menggantikan pekerjaan berat dan semakin intuitif
dan simpel antarmukanya, tentu teknologi akan mengambil porsi pengguna.
Pola ini secara otomatis membuat penggunanya ingin menggunakan lagi dan
lagi.
"Contoh simpelnya adalah ketika kita semua pergi ke kantor atau
sekolah lalu ponsel tertinggal di rumah, itu bisa jadi perasaan paling
buruk. Rasa-rasanya, ada yang hilang dari kita. Fenomena ini tidak bisa
kita tolak. Ini adalah pertanda bergabungnya teknologi dengan manusia," ucapnya.
5 Fase Kemajuan Teknologi
Meski terdengar seperti film fiksi ilmiah, Chris mengaku fenomena
tersebut memang tengah terjadi di zaman sekarang. Seperti diwartakan
sebelumnya, ia mengungkap teknologi memiliki fase 'kehidupan'. Di era
1980-an, Personal Computer (PC) muncul. Menjelang awal 1990-an, adopsi
internet mulai menyebar. Pengguna "early adopter" memanfaatkan akses internet untuk mengakses lebih banyak informasi.
Fase berikutnya berlangsung pada 1990-2015. Fase ini adalah fase di
mana pengakses teknologi mengatur informasi dari internet dan membuatnya
bisa diakses secara global dan berharga secara universal. Dengan
demikian, hadirlah smartphone, perangkat yang menawarkan akses lebih
cepat dan mudah, serta mendekatkan penggunanya.
Di 2010, ada fase ketiga yang berperan penting dalam proses
penggabungan teknologi dengan manusia. "Era ini merepresentasikan
pendewasaan situs web. Mesin pencarian menjadi lebih pintar, penetrasi smartphone semakin meluas, konektivitas lebih cepat dan unggul di banyak wilayah dunia," ujar Chris.
"Pada fase ini juga, terjadi perkembangan machine learning
yang dramatis. Di sini, manusia tak hanya mengatur akses informasi,
tetapi juga mengekstrak arti baru dari perluasan teknologi itu sendiri,
mereka terbiasa dengan sistem operasi, perangkat pintar, Internet of
Things, kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) dan asisten
virtual," sambungnya.
Pada 2020, fase baru muncul di mana perluasan teknologi menjadi
manifestasi ide yang memiliki dampak besar. Pada fase ini, kecerdasan
buatan dan deep learning menjadi lebih baik, teknologi mulai 'mengerti' apa yang manusia inginkan baik secara konteks. "Asisten virtual, chatbot,
akan lebih mengambil peran pada fase ini. Pengakses teknologi disini
akan mengantisipasi dampak yang terjadi, mereka harus terbiasa dengan
penggunaan asisten virtual dan chatbot," tambah Chris.
Fase yang diklaim Chris sebagai fase akhir dari proses penggabungan
teknologi dan manusia akan terjadi pada periode 2030-20150. Pada fase
tersebut, kecerdasan buatan mengubah cara manusia dalam beraktivitas
sehari-hari. Kecerdasan buatan juga akan memiliki akal seperti manusia,
ia bisa bekerja dengan otak manusia.
"Akan banyak penemuan-penemuan inovasi teknologi berbasis kecerdasan
buatan. Perannya akan lebih besar. Mereka bisa menyatu dengan jiwa dan
raga manusia. Bahkan manusia nanti bisa mengunggah pikirannya ke cloud, masih banyak lagi. Dengan demikian, pengalaman manusia meningkat ke tahap selanjutnya," ucapnya.